Jumat, 25 Oktober 2013

PR

Semalam saya bertemu dengan seorang travelmate (sebut saja K) yang sudah lama tidak bersua. Kami mengobrol cukup lama. Kami berada di sebuah komunitas yang sama, merintisnya dari awal, mengurus dan bersama-sama membesarkannya.

Kami memang tidak pernah menyangka jika nama komunitas ini akan sebesar seperti sekarang. Dulu kami punya komunitas lain, namun karena satu dan yang lain pada akhirnya kami memutuskan meenggunakan nama lain walaupun sebagian besar orang-orangnya tetap masih sama. Berbagai kegiatan kami lakukan baik secara offline maupun online. Follower dan member di berbagai sosial media kami pun melonjak tajam. Tapi itu kejadian beberapa waktu lalu.

Lalu sekarang?....

Kegiatan online kami masih tetap berjalan. Sebisa mungkin tetap menyapa para follower kami. Namun itu semakin jarang.. apalagi kultwiit. belakangan ini bahkan yg kultwiit itu cuma 1 orang dan itupun temanya gak jauh2 dr sejarah. Lalu yg lain kemana?

Manusia hidup pasti ada perubahan. semakin lama orang akan menemukan pioritas dan tujuan hidupnya masing-masing. Mungkin itu yang terjadi pada kami saat ini. Satu persatu teman-teman menghilang dengan segala kesibukannya. Ini emang sudah kodrat dan hukum alam, jadi ya mesti diterima. Tinggallah kami yang sisa-sisa ini.

Regenarasi. Mungkin ini yg seharusnya dilakukan. Caranya???? itu juga yang kami sedang pikirkan. ini yang jadi PR terbesar saat ini. Menurut K, mencari teman, travelmate atau member atau apalah itu namanya gampang kok.. bikin aja ajakan trip, mesti banyak yg ikut, tapi pertanyaannya apakah setelah itu mereka akan tetap ada di komunitas ini?? mencari teman gampang namun yang loyal pada komunitas, itu yang sulit.  sebenarnya orang kita banyak.. teman-teman di komunitas kita banyak. Coba kalau ada undangan menghadiri kegiatan-kegiatan mesti banyak juga yg datang. Tapi cuma segelintir orang saja yang mau repot.

Ya ini PR kami. PR besar yang sedang kami coba urai dan selesaikan.





Kamis, 24 Oktober 2013

finally.. komodo......


Keindahan alam di taman nasional Komodo memang sangat memikat. Banyak pejalan yang kemudian menjadikannya destinasi impian. Begitu juga dengan saya. Mimpi yang mulai mengendap sejak pertengahan tahun 2011. Saat itu Dyan (travelmate saya) baru saja kembali dari petualangannya di pulau itu. Lucunya, saya selalu menanti kelanjutan cerita dyan yang memang dituangkannya melalui media twitters ecara live, maka jelas saja rasa penasaran pun semakin menjadi-jadi. Setibanya ia kembali ke ibukota, foto-foto pun mulai bersebaran, entah memang ia yang jago foto atau memang alamnya indah, yang jelas foto-foto itu membuat saya benar-benar ingin mengunjungi komodo. Segera saja komodo menjadi target sasaran di tahun 2012.

Namun target tinggalah menjadi target. bulan berganti bulan tapi tetap belum terealisasi. Apalagi tahun 2012 merupakan tahun yang cukup sibuk. Komunitas pejalan mulai bangkit kembali, muai banyak ide-ide, kongkow dan kegiatan maupun undangan yang harus dihadiri. lalu mimpi pun terlupakan......

Menginjak tahun 2013, kesempatan itu datang tanpa terduga-duga. kegiatan besar yang biasa di helat oleh kantor setiap tahun akan berlokasi di lombok. Ide untuk extend itu pun muncul begitu saja, tapi masih sebatas ide.

Sekitar akhir juni, ada 3 orang bule nyasar ke kantor. Mereka dalam perjalananan bekpeker dan berniat menjelajahi lombok serta ntt. Saya pun membantu dengan mencarikan info2 melalui internet dan saat itu kembali saya melihat keindahan-keindahan komodo dan bahkan ada sebuah paket wisata yang ditawarkan oleh sebuah travel yang menarik banget. Kebetulan lagi paket itu pula lah yg digunakan oleh dyan pada 2011. Selesai bantu bule-bule itu, secara iseng saya melontarkan ide untuk extend pada saat kegiatan di lombok dan ikut paket tour ke komodo. Ide pun bersambut, seorang teman kantor mengiyakan, kami pun mulai menjadi anak baik di kantor dan melobi bu bos agar di ijinkan. alhamdulillah izin pun diberikan dengan mudah.

Selanjutnya kami mulai menyiasati masalah keuangan. Yah namanya juga ikut paket tur, jelas ada harga yang harus dibayar. Mulai saat itu kami mulai menabung. Gaji pun dipotong sedikit untuk ditabung, uang lemburan serta uang perdiem pun tidak kami ambil. Puasa trip dan kongkow pun saya lakukan. Untungnya tiket pesawat kami di bayar kantor ehhehehehhe. Sebenarnya akan bisa sedikit hemat jika saja kami melakukan perjalanan darat, dan ala bekpeker namun kami tidak memilih cara itu. Kami ingin menikmati perjalanan tanpa harus repot. Kami berdua belum pernah jalan sejauh ini, apalagi kami berdua sama-sama wanita, terlebih lagi, kami pun sudah direpotkan dengan segala persiapan kegiatan kantor.

Senin, 16 September 2013 mimpi itu mulai menemukan bentuknya. Kami di jemput di salah satu hotel di kota Mataram dan siap memulai perjalanan mewujudkan mimpi. 4 hari 4 malam life on boat, 3 provinsi, serta 14 destinasi kami singgahi. buat saya ini pengalaman yang luar biasa.

Perjalanan ini berawal dari mimpi. Namun sehebat apapun mimpi, sekeras apapun mengejar target jika memang belum takdir nya kesana, ya gak akan sampe, tapi jika tuhan memang menakdirkan kita kesana, apapun caranya, kapanpun waktunya, mimpi itu akan terwujud, dan perjalanan itu akan menjadi sangat indah