Sabtu, 18 Juni 2016

Kopdar Sinabung

Apa rasanya menyatukan lebih dari 40 komunitas pejalan untuk bergerak pada isu yang sama? Coba tanyakan Kopdar Sinabung. Mereka dengan pasti bisa menjawabnya.

****

Saya ingat betul bahwa semua ini berawal dari sebuah twit pada 28 november 2013. Pesannya sederhana, hanya ajakan bertemu untuk siapa saja atau komunitas apa saja yang merasakan kepedulian terhadap bencana yang tengah menimpa Gunung Sinabung. November 2013 memang saat dimana Sinabung mulai bergejolak. Tanah bergetar, asap mengepul memaksa ratusan orang untuk mengungsi  serta meninggalkan rumah dan segala harta benda.

Pesan yang segera membuat saya segera beranjak menuju pelataran monas dengan persetujuan teman-teman Traveller Kaskus. “Datang saja, tapi loe yang in charge yah. Kita bantu publikasi di media  sosial dan ambil aja uang kas untuk donasi” begitu Kata Zacky, Ketua komunitas dimana saya bernaung.

Pada pertemuan perdana tersebut tak banyak yang hadir, namun mereka  mewakili 10 komunitas pejalan, backpacker, pendaki gunung dan pecinta alam di Jabodetabek. Pembicaraan yang terjalin seputar  situasi terkini erupsi Gunung Sinabung yang kami dapatkan melalui teman-teman Backpacker Medan. Malam itu pula kami memutuskan untuk membagi tugas. Kami yang berada di Jabodetabek akan berusaha menggalang dana sambil mencoba mengajak lebih banyak komunitas untuk bergabung sementara teman-teman Backpacker Medan yang akan menyalurkan dana dengan turun langsung ke pengungsian setiap akhir pekan. Dana yang terkumpul malam itu sejumlah 4,5 juta rupiah. Selain itu kami pun memilih mas Leo sebagai koordinator, serta Arie sebagai bendahara yang juga merelakan untuk mengosongkan salah satu rekningnya untuk dijadikan rekenig bersama Kopdar Sinabung.

       
       
Pertemuan pertama Kopdar Sinabung

Selepas pertemuan pedana, kami terus bergerilya menyebarkan semangat ini melalui jerjaring media sosial. Saya bantu menyebarkan kepada teman-teman yang berada di luar kota melalui berbagai group WA yang saya ikuti. Gerakan ini pun mejalar ke  Mas Lucky dari Kaskus OANC yang  saat itu berdomisili di Jogja, Rizky dari BPI Malang, Sita dari BPI Semarang dan mas Pras serta Rara dari BPI Bali yang mulai bergerak di kota mereka masing-masing. Mbak Dina Dua Ransel yang sedang dalam perjalananannya pun turut membantu. Sementara teman-teman lain pun turut menyebarkan semangat gerakan ini  pada lebih banyak komunitas lagi.





Pertemuan kedua yang kami rencanakan berjalan dengan baik pada 3 Desember 2013. Kali ini lebih banyak orang yang bergabung,lebih banyak komunitas hingga membuat donasi yang terkumpul mencapai 9.752.000 rupiah dan kembali kami salurkan kepada teman-teman Backpacker Medan.


Kopdar terus kami lakukan guna menggalang dana lebih banyak lagi. Kopdar ke-3 kami laksanakan pada 8 januari 2014 di Monas. Hadir lebih banyak komunitas dengan lebih banyak ide-ide segar. Sejak itu kami menamakan gerakan ini sebagai Jabodetabek Peduli Sinabung. Setiap komunitas pun membuat banyak ide untuk penggalangan dananya, mulai dari pembuatan kaos, merchandise , teman-teman Kaskus OANC, Kaskus regional Yogyakarta,dan BPC Jogja turun menggalang dana pada kegiatan Sunmor, hal yang sama dilakukan oleh teman-teman Backpacker Malang yang turun saat Car Free Day.



Sayangnya, saat bersamaan saya memutuskan untuk pindah ke kota Tangerang dan memulai pekerjaan baru di sana. Beberapa kali saya berusaha hadir dalam pertemuan yang dilaksanakan oleh Kopdar Sinabung dengan resiko mencari tumpangan menginap dan kembali ke Tangerang pada subuh hari untuk lalu bekerja. Namun akhirnya lebih banyak lagi pertemuan yang tidak bisa saya hadiri. Di saat-saat itu dua teman saya di Traveller Kaskus yaitu Mawski dan Rendy lah yang hadir menggantikan saya. Tetapi tetap saja seperti ada yang kurang, seperti ada rasa ingin terus bergerak.  

Rasa ingin terus bergerak bersama terus menggebu dan membuat saya memberanikan diri untuk datang pada saat teman-teman BPI Tangerang sedang berkumpul. Saya datang, saya memperkenalkan diri dan saya terus datang. Mereka menyambut saya dengan sangat ramah dan mengajak saya untuk ikut dalam kegiatan penggalangan dana untuk Sinabung yang mereka sudah dan akan dilakukan.  Jalan KI Samaun di Pasar lama Tangerang adalah sasaran kami untuk mengamen. Kami membagi diri menjadi dua kelompk lalu berjalan dari satu kedai ke kedai lainnya, dari satu pusat keramaian ke tempat lainnya dengan bermodal gitar, serta kardus bekas.


Sementara itu, teman-teman lain di Jakarta dan kota-kota lain juga terus bergerak. Tidak hanya dana, namun mereka juga membuka donasi baju layak pakai yang memang sedang dibutuhkan saat itu. Donasi tersebut ditampung, dipilah lalu dikirimkan ke Medan. Selain itu, mereka pun menjual baju-baju layak pakai tersebut dengan harga murah lalu uangnya dikirim ke Medan.



Gerakan pun berlanjut didunia maya. Dengan tagar #supportsinabung kami mencoba mengajak lebih banyak pengguna twitter mengulurkan tangan bagi saudara-saudara kita di Sinabung. Berbagai akun pejalan baik personal maupun komunitas turut meramaikan #supportsinabung sehingga menjadi Trending Topic. Kopdar ke 4 dilaksanakan bersamaan dengan Car Free Day, Minggu 19 Januari 2014 dan dilanjutkan kopdar ke 5 di pelataran TIM, rabu 22, Januari 2014.


Gerakan ini akan terus digulirkan dengan mengajak lebih banyak komunitas pejalan. Saya dan teman-teman  Traveller Kaskus menggagas Piknik Traveller dengan konsep jalan-jalan, mengenal sejarah dan budaya di pecinan Bogor serta berdonasi. Dilanjutkan dengan Kopdar ke 6  dilaksanakan pada saat CFD tanggal 26 Januari 2014 pukul 6 pagi start di pintu 1 senayan. Kali ini rekor tercipta, 43 komunitas hadir pada CFD tersebut, bergerak bersama mencari donasi kepada orang-orang yang sedang berada di Jalan Sudirman-Thamrin saat itu. Sayangnya saya tidak hadir saat itu karena rutinitas pekerjaan saya. Namun saya bangga dengan mereka dan terharu atas apa yang mereka lakukan.



Laporan demi laporan baik perkembangan terkini erupsi Sinabung maupun laporan penggunaan dana pun terus kami dapatkan dari teman-teman Backpacker Medan. Mereka menyewa sebuah mobil bak terbuka, berbelanja kebutuhan penyintas dari mulai susu bayi hingga pembalut, dari masker sampai  kebutuhan pangan dan membawanya ke Kaban Jahe. Mereka pun bahkan berhasil membuat paket-paket sembako, baju koko, mukena dan sarung untuk diberikankepada penyintas kala Lebaran datang. Saya juga ingat ada beberapa teman yang mengalihkan dana travelling mereka untuk terbang ke Medan dan ikut serta bersama Backpacker Medan untuk memberikan bantuan.




Namun seperti kata pepatah mempertahankan lebih sulit dari meraih mungkin ini pun yang terjadi pada gerakan ini. Kecelakaan yang dialami  tim Backpacker Medan saat mengantar bantuan membuat kami berhenti sesaat. Ada luka-luka yang harus diobati, ada ganti rugi yang harus dibayar, dan ada kesibukan-kesibukan lain yang harus dihadapi masing-masing personal di Kopdar Sinabung.



Saya menyebut gerakan ini  kini mati suri, namun yang saya banggakan adalah Kopdar Sinabung merupakan pintu untuk terbukanya gerakan-gerakan lain. Saya tahu ada beberapa komunitas yang membuat gerakan P2BI dan ada pula yang membuat gerakan Baskom ( Bakti Sosial Lintas Komunitas). Intinya saya, kami dan mereka masih akan terus bergerak dengan cara masing-masing.

Saya menyebut gerakan ini sedang mati suri namun saya tahu dengan pasti setiap orang msih saling menunggu untuk dapat bergerak kembali dengan apapun nama gerakannya. Group WA Kopdar Sinabung masih ada, walau tidak seramai dulu. Kami masih saling memberikan informasi perkembangan gunung Sinabung.



Saya tau persis ini bukanlah gerakan yang saya inisiasi, bukan gerakan saya, ini adalah gerakan bersama yang diinisiai bersama dan dijalankan bersama. Seperti halnya tagline “Wongsoyudan  takdirnya berjuang” maka gerakan ini adalah juga sebuah bentuk perjuangan. Jadi  menurut saya mereka semua adalah wongsoyudan, dan kami Wongsoyudan walau mungkin hanya saya sajalah yang tergila-gila dengan karya Bang Pandji. Toh berjuang bukan berarti harus menjadi inisiator, berjuang bukan hanya tentang diri sendiri dan apa yang diri sendiri lakukan.

Terimakasih Bang Pandji telah banyak mengispirasi dan membuat saya berani bergerak. Selamat ulang tahun bang. Teruslah menginspirasi……………..




  


 





Nb: Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi #BalasDi18. Terimakasih atas semua komunitas yang pernah dan masih bergabung dalam gerakan Kopdar Sinabung. Mohon maaf saya tidak bisa menuebutkan satu persatu,